Rabu, Desember 24

Musisi Jazz Dihargai Gratiz?

Gw pernah diceritain ma salah satu musisi Jazz lokal yang gw jadi'n guru gitar gw tentang musik Jazz...
Beliau bercerita bahwasanya konser2 musisi Jazz yang Profesional kebanyakan gratiz...
Kalaupun bayar itu hanya mengganti biaya transportasinya...
Beda dengan musisi jalanan alias 'Wonk Ngamen'...
Mereka dengan hanya keliling satu desa saja bisa dapat lebih dari 10rb...
Padahal mereka kebanyakan tidak tahu tentang musik...
Beda dengan musisi Jazz yang kebanyakan mengenyam pendidikan sebagai musisi...

Beliau juga bercerita...
Dimana akan ada sebuah festival Jazz pasti para musisi Jazz akan berebut tampil disitu...
Dan biasanya musisi Jazz yang berebut itu sudah memiliki teknik tinggi dalam bermain musik...
Jadi ingat pepatah...
Semakin tinggi biji badi semakin merunduk...
Bagiku Jazz adalah sebuah Kerendahan Hati...=)

[+/-] Selengkapnya...

Hati dan Jeruk Bali

Barang siapa yg tidak mengenal dirinya
maka ia tak akan mengenal Tuhannya

Seorang ibu yang baru datang dari belanja di pasar memberikan satu buah jeruk bali kepada dua orang anaknya.
Tentu maksud sang ibu adalah memberikan mereka buah tangan yang akan mereka makan dengan senang hati.
Tapi apa yang terjadi berikutnya adalah suatu yang berbeda dari sangkaan sang ibu.

Sesaat setelah menerima satu buh jeuk bali,
kedua anak kecil itu bukan malah gembira,
mereka justru ribut memperebutkannya.
Mendapati hal ini akhirnya si ibu berinisiatif membagikannya secara adil dengan memotongnya menjadi dua bagian.
Masing-masing anaknya mendapatkan separuh bagian.

Menjelang satu jam kemudian si ibu mendapati kedua anknya tediam tidak lagi ribut.
Sepintas si ibu lega ia merasa telah memberikan hak yang sama kepada kedua ankanya itu.
Namun saat itu si Ibu menengok keluar ruangan alangkah terkejutnya ia.
Ternyata kedua bocah itu tidak semuanya memakan isi buah jeruk.
Hanya salah seorang diantara mereka yang memakannya.
Sementara yang satunya lagi justru mengambilnya untuk menjadikannya mobil-mobilan,
dan isinya dibuang.

Sungguh si Ibu menjadi malu.
Ia merasa harus banyak mengerti keinginan anaknya, bukan sebaliknya.
Jika demikian adanya, si ibu berpikir, alangkah lebih bijaknya jika sebelumnya ia menanyakan keinginan anaknya soal buah jeruk tadi.
Jika tahu keinginan mereka berbeda bukankah akan lebih tepat jika salah satu dari mereka mendapatkan kulitnya saja untuk mainan, dan daging buahnya untuk si anak yang ingin suka memakannya.
Artinya keduanya akan memperoleh seratus persen yang mereka inginkan : WIN-WIN SOLUTION, dan tidak perlu ada yang terbuang percuma.

Kisah diatas mengingatkan kita tentang seni mendidik.
Secara garis besar saat ini dijumpai dua model seni mendidik,
1. Memberi kebebasan (otoritas) dan
2. Mengutamakan kedisiplinan (cenderung otorian).

Terkait dua seni ini, dalam sebuah wawancara mingguan DIE ZIET - JERMAN, Maret 2007.
Terdapat dua pendapat menarik yang disampaikan oleh praktisi dan pengamat pendidikan asal Jerman, Daniel Cohn Bendit dan Berharb Bueb.

Menurut Cohn Bendit, jika anda menjadi orang tua otomatis anda akan menjadi pendidik yang juga belajar.
Pertama Anda harus beremansipasi.
Artinya pendidikan kiranya perlu mendorong potensi-potensi yang tersedia dalam diri manusia sehingga masing2 dapat mengolah dan mengembangkan dirinya sendiri.
Jika kita mengarahkan dan membentuknya sesuai dengan citra dan keinginan kita, maka orang itu tidak akan dapat mencapai hidupnya dengan bercerah-nalar dan bebas.

Sementara Berhard Bueb berpendapat sebaliknya, orang tua atau pendidik harus memimpin anak menuju dirinya sendiri dengan patuh pada pengarahan.
Anak membutuhkan kepatuhan pada pengarahan itu untuk dapat menemukan kebebasan.
Ringkasnya, seni mendidik adalah menjaga dan dan mengendalikan ketegangan antara paksaan dan kebebasan.

Meski dalam beberapa hal kedua pengamat ini berbeda pendapat, namun soal keterlibatan anak muda, mereka hampir sepakat.
Menurut mereka prinsip pedagogik pengajaran harus dipeang yakni mengikutsertakan anak muda dalam menata hidup bersama.
Ancaman, setrap, pukulan atau hukuman tidak membuat orang takut.
Yang justru kini ditunut adalah memberi sesuatu pada anak2 yaitu "mengakui mereka".

Karenanya, setinggi apapun tembok asrama dibangun unutk membentengi anak didik dari pengaruh negatif, toh mereka akan dapat melewatinya.
Juga, sekuat apapun gembok dipasang di pagar besi d=sekolah, toh tak akan dapat menyurutkan nyali pencuri hati.
Karenanya pendidikan perlu sering diingatkan sebagai proses pemanusiaan manusia.
Yang didalamnya akan mengajarkan keseimbangan hubungan manusia dengan penciptaannya, hubungan dengan sesama manusia dan juga menjaga hubungan dengan alam.
Ketiga hubungan ini hanya dapat diraih bilamana pendidikan mampu menyentuh "hati" para peserta didiknya, bukan sekedar kemampuan otaknya belaka.




Al Kautsar ~ DHIBRA Edisi 20 / 14 Rabi'ul Akhir - 15 Jumadil Awwal 1429 H

[+/-] Selengkapnya...

Hanya Pelengkap KTP

Ada sebuah konser besar yang niatnya mengumpulkan dana untuk amal menanggulangi penderita HIV/IDS...
Walau gw gak terlalu paham tentang penyakit tersebut..
Tapi gw merasa risih kalo ingat yang mensponsorin acara gede tersebut adalah produsen 'kondom'...
Dan untuk tiket masuknya menyetorkan 2 kotak bungkus kondomnya (pokoknya beli rp10ribu) yang dapat dibeli di outlet2 yang disediakan di lokasi konser outdoor itu..
Kalo bungkusnya saja yang dipake la terus isinya mau diapain??!
Seolah2 kita diajarkan untuk memmubadzirkan/menyia2kan barang...
Terus kalo kita pakai barang itu...
Seolah2 perbuatan zina itu halal...
Seolah2 membuat lahan yang akan digarap oleh syaithon...
(Mudah2an konser itu gak digrebek ma ormas Islam haluan keras...)

Gw akuin sex bebas dikalangan anak muda Indonesia memang gak bisa dibendung globalisasinya...
Apalagi ditambah dengan istilah PSK, cewek bispak, tante girang (ni gw lom tw artinya paan), n hipper sex..
Padahal negara Indonesia mayoritas penduduknya beragama Islam yang melarang perbuatan zina dan mendekati zina...
(Wa Laa Taqrobuzz Zinaa..^^)
Dilarang mendekati zina apalagi melakukan hal tersebut...
Seolah2 agama hanya sebagai pelengkap KTP...=(

[+/-] Selengkapnya...

Daur Ulang

Daur Ulang..
Kata yang sudah tak asing lagi..
Suatu proses yang dimana bermaksud untuk mengmbil kembali manfaat dari barang yang sudah tak terpakai (terbuang)..
Sudah banyak penemuan2 untuk proses daur ulang ini seperti pupuk kompos dll..

Di jaman yang serba sulit ini..
Sulit mendapatkan bahan pangan..
Sulit mendapatkan bahan produksi..
Kita harus sabar dan berusaha unutk merubah nasib jangan sampai putus asa..
Salah satu usahanya adalah daur ulang..
Mengikuti pepatah..

" TAK ADA ROTAN AKAR PUN JADI .. "

Walau kualitasnya lebih rendah tapi setidaknya bisa mengatasi kesulitan2 di jaman ini..

" TETAP BERUSAHA .. DAN JANGAN LUPA BERDO'A .. "=D

[+/-] Selengkapnya...

Budaya Indonesia

Budaya adalah sebuah kebanggaan bagi tiap2 bangsa..
Karena budaya seringkala dianggap sebagi identitas bagi bangsa tersebut..
Sebuah ciri khas..

Tapi setelah di klasifikasi budaya bisa dibagi menjadi 2 yaitu:
1 Budaya Maju
2 Budaya Terbelakang

Faktor2 yang mempengaruhi suatu bangsa bisa dikatakan berbudaya maju atau terbelakang diantaranya :
1 Peradaban sosialnya
2 banyaknya para ilmuwan
3 Teknologi
4 Adil atau dholim
5 Dsb..

Biasanya budaya yang dikatakan terbelakang..
Mengoplos budaya luar yang lebih maju agar budayanya sendiri ikut tertular maju..
Indonesia juga mengalami proses seoerti itu...
Kurang lebih 70% budaya orang2 Indonesia sekarang tel
ah dioplos dengan budaya luar..

Contohnya busana yang kita kenakan..
Dari tahun ketahun busana orang Indonesia berkiblat pada dunia barat..
Diantara faktor2nya adalah..
1 Bangsa Indonesia pernah terjajah bangsa asing..
otomatis budaya asing juga masuk ke Indonesia dan menular ke rakyat Indonesia..
2 Zaman globalisasi yang menganggap bahwasanya budaya barat adalah buday yang maju..
yang pantas untuk diikuti karena telah membawa bangsa barat menuju kemajuan yang pesat..

Suatu budaya juga mempunyai nilai plus dan minus Walaupun sudah dikatakan budaya yang maju..
Jadi harus pandai memilih..
Yang akibatnya berakhir baik dan bermanfaat bolehlah kita ambil..
Tapi yang akibatnya buruk lebih baik dibuang saja..
Budaya bangsa sendiri juga mempunyai nilai plus dan minus...
Walaupun dikatakan terbelakang tapi kita jangan sampai lupa pada bangsa sendiri..
Yang akibatnya baik kita lestarikan..
Yang akibatnya buruk kita tinggalkan..
Harus dewasa bro..

" KENALILAH BANGSAMU .. CINTAILAH NEGERIMU .. "

[+/-] Selengkapnya...

Inilah Orang Gag Penting

Foto saya
ploso jombang city!, jawa timur, Indonesia
Yah masih nubie, perlu belajar banyak :p